Sustainability

Bangunan Berkelanjutan

Sektor bangunan bertanggung jawab atas lebih dari 30% emisi gas rumah kaca global dan merupakan kontributor utama perubahan iklim. Menurut Badan Energi Internasional, sektor bangunan ASEAN menyumbang 23% dari penggunaan energi final dan 24% emisi CO2. Oleh karena itu, bangunan hijau memiliki potensi besar untuk memerangi emisi sekaligus menawarkan salah satu cara paling hemat biaya untuk melakukannya melalui langkah-langkah seperti meningkatkan efisiensi energi.


1. Bangunan Hijau di Asia Pasifik  

Era yang Lebih Hijau untuk Sektor Bangunan Asia Pasifik

Menanggapi urgensi yang semakin berkembang, telah ada upaya kolektif untuk mengurangi emisi karbon di gedung-gedung di tingkat global, selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB. Sebagian besar Negara Anggota ASEAN telah menetapkan target efisiensi energi nasional dengan target regional pengurangan energi sebesar 30% pada tahun 2025. Dengan meningkatkan efisiensi energi bangunan dan produk yang digunakan, kita dapat berkontribusi terhadap total konsumsi energi ASEAN dan membantu mencapai tujuan jangka panjang ini. Di tingkat nasional, sudah banyak negara yang mengesahkan undang-undang energi dan membangun kode etik energi. Kebijakan ini memiliki efek trickledown dan telah menciptakan peningkatan permintaan untuk bangunan hijau di wilayah tersebut dengan meningkatnya jumlah proyek dan perusahaan yang maju menuju energi net-zero

Bangunan hijau tidak hanya memberikan berbagai manfaat lingkungan seperti mengurangi konsumsi sumber daya, produksi limbah, dan emisi gas rumah kaca, tetapi juga memiliki manfaat ekonomi seperti biaya operasional yang lebih rendah dan nilai aset yang lebih baik. Penghuni juga dapat memperoleh manfaat dari peningkatan produktivitas tempat kerja dan kualitas udara dalam ruangan. Manfaat ini seringkali dicapai dengan mengikuti berbagai standar, sistem penilaian, dan sistem sertifikasi yang mengatur bangunan hijau.   

Sementara bangunan baru akan dibangun sesuai standar bangunan hijau, perhatian juga harus diberikan pada peningkatan efisiensi energi bangunan yang sudah ada. Diperkirakan 60-80% bangunan yang akan ada pada tahun 2050 sudah dibangun saat ini. Oleh karena itu, penting bagi bangunan yang sudah ada untuk menjalani dekarbonisasi agar menjadi net-zero carbon agar industri dapat mencapai target pengurangan emisinya. Selain undang-undang, banyak pemerintah juga telah menciptakan insentif untuk membantu biaya penguatan bangunan dengan solusi yang lebih hijau. Membuat bangunan yang lebih hemat energi tidak hanya akan membantu dalam memerangi perubahan iklim, tetapi juga menurunkan biaya energi dan meningkatkan ketahanan energi.

Sumber: Dewan Bangunan Hijau Dunia

Menara Guoco, Singapura, Stopray Titanium 37T
dan Stopsol Supersilver Clear


2. Meningkatkan Penggunaan Sistem Green Building Rating

Sistem Green Building Rating adalah jenis sistem sertifikasi bangunan yang menilai atau mangakui tingkat kepatuhan atau kinerja relatif dengan tujuan dan persyaratan lingkungan tertentu. Sebagai bagian dari gerakan bangunan hijau, sistem ini menjadi semakin umum di wilayah-wilayah tertentu.  

Sebagian besar negara saat ini memiliki sistem penilaian bangunan hijau regional yang dibuat dengan fokus nasionalistik, dengan tetap memperhatikan standar dan kode etik lokal. Contohnya adalah Skema Green Mark untuk Singapura, TREES untuk Thailand, Greenship untuk Indonesia, dan Green Star untuk Australia & Selandia Baru.

Selain itu, sistem Green Building Rating internasional seperti US Green Building Council’s Leadership in Energy Environmental Design (LEED) dan Excellence in Design for Greater Efficiencies (EDGE) semakin menarik dan diadopsi di lebih banyak proyek dengan pengakuan yang lebih luas di wilayah tersebut. Tren ini diperkirakan akan terus tumbuh dan berkembang seiring dengan diberlakukannya kebijakan-kebijakan baru.

The Troika, Malaysia, Sunergy Clear


3. Material Konstruksi Berkelanjutan dan Sertifikasi Produk Hijau

Material atau bahan berkelanjutan telah menjadi pilihan dalam konstruksi. Material ini didasarkan pada pengelolaan sumber daya yang baik di seluruh rantai pasokan, termasuk bahan-bahan alami atau bahan-bahan dengan masa pakai yang lebih lama dan tingkat pemrosesan yang lebih rendah. Sertifikasi produk ramah lingkungan memberikan keyakinan kepada pemangku kepentingan bahwa klaim pemasaran ramah lingkungan suatu material dapat dipercaya dan diverifikasi oleh pihak ketiga. Di kawasan ini, sebagian besar negara memiliki sertifikasi atau sistem pelabelan produk hijau domestik mereka sendiri. Banyak sistem Green Building Rating domestik dan internasional juga memerlukan material yang telah mencapai sertifikasi produk hijau. Akibatnya, sertifikasi produk hijau terus meningkat dan permintaan akan produk ramah lingkungan juga terus bertambah.

3.1. Bagaimana AGC dapat membantu Anda menjadi lebih “hijau”  

Dalam hal bangunan hijau, kaca seringkali menjadi komponen penting karena sering digunakan secara luas pada fasad eksterior dan ruang interior. AGC Glass Asia Pacific memiliki pilihan produk kaca berkelanjutan dan bersertifikat yang mematuhi berbagai kategori dari berbagai skema Green Building Rating dan dapat membantu Anda mencapai tingkat sertifikasi yang lebih tinggi untuk bangunan berkelanjutan Anda.

Ashton Morph 38, Thailand, T-Sunlux CS130

HEAD OFFICE

Jl. Ancol IX/5 Ancol Barat, Jakarta 14430, Indonesia.
Phone: 021-6904041 (8 lines)
Fax: 021-6918709, 69000470

HELPLINE SERVICE

If you aware about the action which has been done by someone related to the Company.
Phone : 021-80511628
SMS/WA : 082122263873
Fax: 021-80511629
pengaduan-asahimas@tipoffs.info
More Detail